Senin, 30 September 2013

KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN


KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran
Dosen Pengampu: Mufidah, M. Pd


Description: LOGO IAIN
 











Disusun oleh:
Ahmad Zaenurrohim             083211006
Eko Setiawan                         113211048
Faizatul Laily Fu’adah          113211050
Hasan Farhani                       113211052




FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013

KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN

I.         Pendahuluan
Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu tugas. Jadi Perencanaan Pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi interaksi guru dan murid, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Perencanaan pembelajaran didasari oleh beberapa konsep. Konsep-konsep itu dibahas pada awal usaha menguraikan perencanaan pendidikan ini, dengan maksud agar pemahaman tentang perencanaan lebih mudah dan lebih mendalam.
Selain itu setiap uraian yang didasari oleh konsep tertentu mempunyai ciri tersendiri, walaupun uraian itu mempunyai tujuan yang sama. Dengan demikian konsep-konsep yang dipilih akan memberikan warna kepada perencanaan ini. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas penjelasan tentang konsep perencanaan pembelajaran.

II.      Rumusan Masalah
A.       Apa pengertian konsep perencanaan pembelajaran ?
B.        Apa saja langkah-langkah dan manfaat dari perencanaan pembelajaran ?
C.       Bagaimana karakteristik perencanaan pembelajaran ?

III.   Pembahasan
A.       Pengertian konsep perencanaan pembelajaran
Perencanaan bermakna sangat kompleks. Perencanaan didefinisikan dalam berbagai macam ragam tergantung dari sudut pandang mana melihat, serta latar belakanag apa yang mempengaruhi orang tersebut dalam merumuskan definisi. Diantara beberapa definisi tersebut dirumuskan sebagai berikut:
1.         Menurut Prajudi Atmusudirdjo, perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa dan bagaimana.
2.         Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
3.         Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.[1]
Sedangkan pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Komponen tersebut mencakup pendidik, peserta didik, materi, metode, dan evaluasi.[2]
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pembelajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.
Sampai saat ini riset tentang perencanaan pembelajaran masih jarang, tetapi beberapa konsep dapat membantu guru dalam meningkatkan efektifitas pembuatan perencanaan pengajaran. Konsep tersebut mengandung dua pemikiran utama, yaitu proses pengambilan keputusan dan pengetahuan profesional tentang proses pengajaran. Keputusan yang diambil oleh guru bisa bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai pada tingkat yang komplek.
Berdasarkan uraian diatas, konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1.         Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.
2.         Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem adalah subuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran. Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang sistematik selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencanaan itu.
3.         Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhentikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
4.         Perencanaan pembelajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.
5.         Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah mengembangkan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktifitas-aktifitas sistematik.
6.         Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.[3]
Beberapa definisi perencanaan pembelajaran menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
1.         Definisi yang dikemukakan oleh Guruge (1972) bahwa: “A simple definision of educational planning is the process of preparing decisions for action in the future in the field of educational development is the funtion of educational planning”. Dengan demikian menurut Guruge bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah tugas perencanaan pendidikan.
2.         Definisi yang lain sebagaimana dikemukakan oleh Albert Waterston bahwa: “Functional planning involves the application of a rational system of choices among feasibel cources of educational invesment and the other development actions based on a consideration of economic and social cost and benefits”. Atau dengan kata lain bahwa perencanaan pembelajaran adalah investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang didasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
3.         Menurut Coombs (1982) bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakatnya.[4]

B.        Langkah-langkah dan manfaat perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung. Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1.         Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2.         Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
3.         Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
4.         Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
5.         Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6.         Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.[5]
Sebagaimana biasanya setiap orang mempunyai pandangannya sendiri-sendiri, maka isi langkah-langkah itu pun tidak sama antara seorang ahli dengan ahli lainnya. Morphet mengingatkan kepada kita apa yang perlu diperhatikan bila membuat perencanaan. Prosedur-prosedur yang harus diperhatikan ialah: mengumpulkan informasi dan analisis data, menyelesaikan perubahan dalam bentuk kebutuhan, mengidentifikasi tujuan dan prioritas, membentuk alternatif-alternatif penyelesaian dan mengimplementasi, menilai serta memodifikasi.
Langkah perencanaan yang di buat oleh McAshan adalah mewujudkan pernyataan misi dan tujuan-tujuan, mengumpulkan informasi, menganalisa kebutuhan, menentukan prioritas, menspesifikasi tujuan-tujuan, membuat strategi (maksudnya alternatif-alternatif), menentukan budget, dan mengadakan evaluasi.
Dengan demikian, langkah-langkah perencanaan atau proses perencanaan adalah melalui tahaap-tahap sebagai berikut:
1.         Menentukan kebutuhan atas dasar antisipasi terhadap perubahan lingkungan atau masalah yang muncul. Bila kebutuhan banyak diadakan prioritas.
2.         Melakukan forecasting/ramalan, menentukan program, tujuan, misi perencanaan. Bila tujuan banyak diadakan prioritas.
3.         Menspesifikasi tujuan.
4.         Membentuk/menentukan standar performan.
5.         Menentukan alat/metode/alternatif pemecahan.
6.         Melakukan implementasi dan menilai.
7.         Mengadakan reviu.[6]

C.       Karakteristik perencanaan pendidikan
Karakteristik perencanaan pendidikan ditentukan oleh konsep dan pemahaman tentang pembelajaran. Pembelajaran mempunyai ciri unik dalam kaitanya dengan pembangunan nasional dan mempunyai ciri khas karena yang menjadi muara garapannya adalah manusia. Dengan mempertimbangkan ciri-ciri pembelajaran dalam perannya dalam proses pembangunan,maka perencanaan pembelajaran, mempunyai ciri-ciri seperti antara lain :
1.         Perencanaan pembelajaran harus mengutamakan nilai-nilai manusiawi, karena pembelajaran itu membangun manusia yang harus mampu membangun dirinya dan masyarakatnya.
2.         Perencanaan pembelajaran harus memberikan kesempatan untuk memngembangkan segala potensi pesrta didik se-optimal mungkin.
3.         Perencanaan pembelajaran harus memberikan kesempatan yang sama bagi setiap peserta didik.
4.         Perencanaan pembelajaran harus komprehensip dan sistematis dalam arti tidak praktikal atau segmentaris tapi menyeluruh dan terpadu serta di susun secara logis dan rasional serta mencakup berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan.
5.         Perencanaan pembelajaran harus diorientasi pada pembangunan, dalam arti bahwa program pendidikan haruslah di tujukan untuk membantu mempersiapakan man power (SDM) yang di butuhkan oleh berbagai sektor pembangunan.
6.         Perencanaan pembelajaran harus di kembangkan dengan memperhatikan keterkaitanya dengan berbagai komponen pendidikan secara sistematis.
7.         Perencanaan pembelajaran harus menggunakan resources secermat mungkin karena resources yang tersedia adalah langka.
8.         Perencanaan pembelajaran haruslah berorientasi kepada masa datang, karena pembelajaran adalah proses jangka panjang dan jauh menghadapi masa depan.
9.         Perencanaan pembelajaran haruslah kenyal dan responsif terhadap kebutuhan yang berkembang di masyarakat, tidak setatis tapi dinamis.
10.     Perencanan pembelajaran haruslah merupakan sarana untuk mengembangkan inovasi pendidikan hingga pembaharuan terus menerus berlangsung.[7]

IV.    Penutup
Perencanaan adalah proses penetapan daan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efesien dan efektif dalam mencapai tujuan. Pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh rencana yang dibuat guru, oleh karena itu komponen-komponen dalam perencanaan belajar harus disusun atau dikembangkan secara sistematis dan sistemik.
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada didalam pembelajaran, atau dengan pengertian lain yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasi, dan menetapkan unsure-unsur atau komponen-komponen pembelajaran. Dalam menyusun perencanaan pembelajaran harus memperhatikan langkah-langkah, karakteristik dan faktor-faktor yang lain.
Demikian makalah yang kami susun, tentunya dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah ini dan selanjutnya. Dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita dan juga bermanfaat.






DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011.
Pidarta, Made, Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan Sistem, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2005.
Sa’ud, Udin Syaefudin, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011.



[1] Udin Syaefudin Sa’ud, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 4.
[3] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), hlm.16-17.
[4] Udin, Perencanaan, hlm. 8.
[5] Abdul, Perencanaan, hlm. 22.
[6] Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2005), hlm. 101-102
[7] Udin,perencanaan,hlm.13-14